A. Pengertian
Internet Protokol Versi 4 (IPv4)
IP adalah protokol yang
memberikan alamat atau identitas logika untuk peralatan di jaringan . IPv4
adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protocol
jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4. Panjang totalnya adalah
32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer
atau lebih tepatnya 4.294.967.296 host di seluruh dunia.
Representasi
alamat :
Alamat
IP versi 4 umumnya diekspresikan dalam notasi desimal bertitik (dotted-decimal
notation), yang dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran 8-bit. Dalam
beberapa buku referensi, format bentuknya adalah w.x.y.z. Karena setiap oktet
berukuran 8-bit, maka nilainya berkisar antara 0 hingga 255 (meskipun begitu,
terdapat beberapa pengecualian nilai). Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host
dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian,
yakni:
·
Network
Identifier/NetID atau Network Address (alamat jaringan)
yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host
berada. Dalam banyak kasus, sebuah alamat network identifier adalah sama dengan
segmen jaringan fisik dengan batasan yang dibuat dan didefinisikan oleh router
IP. Meskipun demikian, ada beberapa kasus di mana beberapa jaringan logis
terdapat di dalam sebuah segmen jaringan fisik yang sama dengan menggunakan
sebuah praktek yang disebut sebagai multinetting. Semua sistem di dalam sebuah
jaringan fisik yang sama harus memiliki alamat network identifier yang sama.
Network identifier juga harus bersifat unik dalam sebuah Internetwork. Jika
semua node di dalam jaringan logis yang sama tidak dikonfigurasikan dengan
menggunakan network identifier yang sama, maka terjadilah masalah yang disebut
dengan routing error. Alamat network identifier tidak boleh bernilai 0 atau
255.
·
Host
Identifier/HostID atau Host address (alamat host) yang
digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host (dapat berupa workstation,
server atau sistem lainnya yang berbasis teknologi TCP/IP) di dalam jaringan.
Nilai host identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik
di dalam network identifier/segmen jaringan di mana ia berada.
B. Jenis-Jenis
alamat
Alamat
IPv4 terbagi menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:
1) Alamat
Unicast
Merupakan alamat IPv4 yang ditentukan
untuk sebuah antarmuka jaringan yang dihubungkan ke sebuah Internetwork IP.
Alamat unicast digunakan dalam komunikasi point-to-point atau one-to-one. Jika
ada sebuah intranet tidak yang terkoneksi ke Internet, semua alamat IP dalam
ruangan kelas alamat unicast dapat digunakan. Jika koneksi dilakukan secara
langsung (dengan menggunakan teknik routing) atau secara tidak langsung (dengan
menggunakan proxy server), maka ada dua jenis alamat yang dapat digunakan di
dalam Internet, yaitu public address (alamat publik) dan private address
(alamat pribadi).
-
Alamat publik
Adalah alamat-alamat yang telah
ditetapkan oleh InterNIC dan berisi beberapa buah network identifier yang telah
dijamin unik (artinya, tidak ada dua host yang menggunakan alamat yang sama)
jika intranet tersebut telah terhubung ke Internet.
-
Alamat Privat
Untuk host-host di dalam sebuah
organisasi yang tidak membutuhkan akses langsung ke Internet, alamat-alamat IP
yang bukan duplikat dari alamat publik yang telah ditetapkan mutlak dibutuhkan.
Untuk mengatasi masalah pengalamatan ini, para desainer Internet mereservasikan
sebagian ruangan alamat IP dan menyebut bagian tersebut sebagai ruangan alamat
pribadi. Sebuah alamat IP yang berada di dalam ruangan alamat pribadi tidak
akan digunakan sebagai sebuah alamat publik. Alamat IP yang berada di dalam
ruangan alamat pribadi dikenal juga dengan alamat pribadi atau Private Address.
Ruangan alamat pribadi yang ditentukan di dalam RFC 1918 didefinisikan di dalam
tiga blok alamat berikut:
·
10.0.0.0/8
·
172.16.0.0/12
·
192.168.0.0/16
Sementara itu ada juga sebuah ruang
alamat yang digunakan untuk alamat IP privat dalam beberapa sistem operasi:
169.254.0.0/16
2) Alamat
Broadcast
Merupakan alamat IPv4
yang didesain agar diproses oleh setiap node IP dalam segmen jaringan yang
sama. Alamat broadcast digunakan dalam komunikasi one-to-everyone. Berbeda
dengan alamat IP unicast atau alamat IP multicast, alamat IP broadcast hanya
dapat digunakan sebagai alamat tujuan saja, sehingga tidak dapat digunakan
sebagai alamat sumber. Ada empat buah jenis alamat IP broadcast, yakni network
broadcast, subnet broadcast, all-subnets-directed broadcast, dan Limited
Broadcast. Untuk setiap jenis alamat broadcast tersebut, paket IP broadcast
akan dialamatkan kepada lapisan antarmuka jaringan dengan menggunakan alamat
broadcast yang dimiliki oleh teknologi antarmuka jaringan yang digunakan.
Sebagai contoh, untuk jaringan Ethernet dan Token Ring, semua paket broadcast
IP akan dikirimkan ke alamat broadcast Ethernet dan Token Ring, yakni
0xFF-FF-FF-FF-FF-FF.
3) Alamat
Multicast
Merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses
oleh satu atau beberapa node dalam segmen jaringan yang sama atau berbeda.
Alamat multicast digunakan dalam komunikasi one-to-many. Alamat IP Multicast
(Multicast IP Address) adalah alamat yang digunakan untuk menyampaikan satu
paket kepada banyak penerima. Dalam sebuah intranet yang memiliki alamat
multicast IPv4, sebuah paket yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan
diteruskan oleh router ke subjaringan di mana terdapat host-host yang sedang
berada dalam kondisi "listening" terhadap lalu lintas jaringan yang
dikirimkan ke alamat multicast tersebut. Dengan cara ini, alamat multicast pun
menjadi cara yang efisien untuk mengirimkan paket data dari satu sumber ke
beberapa tujuan untuk beberapa jenis komunikasi. Alamat multicast didefinisikan
dalam RFC 1112.
C. Kelas-Kelas
Alamat
Alamat IP versi 4 dibagi ke dalam beberapa kelas,
dilihat dari oktet pertamanya, seperti terlihat pada tabel. Sebenarnya yang
menjadi pembeda kelas IP versi 4 adalah pola biner yang terdapat dalam oktet
pertama (utamanya adalah bit-bit awal/high-order bit), tapi untuk lebih mudah
mengingatnya, akan lebih cepat diingat dengan menggunakan representasi desimal.
Alasan
klasifikasi ini antara lain :
-
Memudahkan sistem pengelolaan dan
pengaturan alamat-alamat.
-
Memanfaatkan jumlah alamat yang ada
secara optimum (tidak ada alamat yang terlewat).
-
Memudahkan pengorganisasian jaringan di
seluruh dunia dengan membedakan jaringan tersebut termasuk kategori besar,
menengah, atau kecil.
-
Membedakan antara alamat untuk jaringan
dan alamat untuk host/router
Kelas-kelas
tersebut :
1) Kelas
A
-
Bit pertama IP address kelas A adalah 0,
dengan panjang net ID 8 bit dan panjang host ID 24 bit.
-
IP address kelas A mempunyai range dari
0-127. Jadi pada kelas A terdapat 128 network dengan tiap network dapat
menampung sekitar 16 juta host (255x255x255).
-
IP address kelas A diberikan untuk
jaringan dengan jumlah host yang sangat besar
2) Kelas
B
-
Dua bit pertama IP address kelas B
selalu diset 10 sehingga byte pertamanya selalu bernilai antara 128-191.
Network ID adalah 16 bit pertama dan 16 bit sisanya adalah host ID
-
IP address kelas B ini mempunyai range
IP dari 128.0.xxx.xxx sampai 191.255.xxx.xxx,
-
Jadi berjumlah 65.255 network dengan
jumlah host tiap network 255 x 255 host atau sekitar 65 ribu host.
3) Kelas
C
-
Tiga bit pertama IP address kelas C
selalu diset 110
-
Network ID terdiri dari 24 bit dan host
ID 8 bit sisanya sehingga dapat terbentuk sekitar 2 juta network dengan
masing-masing network memiliki 256 host.
-
IP address kelas C mulanya digunakan
untuk jaringan berukuran kecil seperti LAN.
4) Kelas
D
IP address kelas D digunakan
untuk keperluan multicasting. 4 bit pertama IP address kelas D selalu diset
1110 sehingga byte pertamanya berkisar antara 224-247, sedangkan bit-bit
berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group yang menggunakan IP address
ini. Dalam multicasting tidak dikenal istilah network ID dan host ID.
5) Kelas
E
IP address kelas E
tidak diperuntukkan untuk keperluan umum. 4 bit pertama IP address kelas ini
diset 1111 sehingga byte pertamanya berkisar antara 248-255.
Address
Khusus :
Selain
address yang dipergunakan untuk pengenal host, ada beberapa jenis address yang
digunakan untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan untuk pengenal host.
Address
tersebut adalah :
a)
Network Address, ex : 167.205.0.0
b)
Broadcast Address, ex : 167.205.255.255
D. IP
Subnetting
Subnetting adalah
proses memecah suatu IP jaringan ke sub jaringan yang lebih kecil yang disebut
"subnet." Setiap subnet deskripsi non-fisik (atau ID) untuk
jaringan-sub fisik (biasanya jaringan beralih dari host yang mengandung satu
router -router dalam jaringan multi).Contoh :
~
kelas A subnet : 1111111.00000000.0000000.00000000 (255.0.0.0)
~ kelas B subnet : 1111111.11111111.0000000.00000000
(255.255.0.0)
~ kelas C subnet : 1111111.11111111.1111111.00000000
(255.255.255.0)
IPv4 Address Prefixes
Representasi
prefix dari alamat IPv4 adalah menunjukkan banyaknya jumlah alamat pada IPv4.
Unutk menetukan panjang notasi dari alamat prefix, kamu bisa memulainya dengan
cara merubah seluruh variable bit menjadi 0, kemudian konversi ke notasi
decimal, dan tambahkan potongan bit yang telah ditentukan(panjang prefix)
diawal pengalamatan.
Sebagai
contoh, misalnya alamat IPv4 adalah 131.107.0.0/16 memiliki 16 bit yang telah
ditentukan (100000011 01101011). Awali pengalamatan dengan 16 bit sebelumnya
yang telah ditentukan, kemudian merubah 16 bit terahir menjadi bit 0, sehingga
hasilnya menjadi 1000000111 01101011 00000000 00000000 atau 131.107.0.0.
Kemudian tinggal menambahkan potongan bit yang telah ditentukan (/16) untuk
merepresentasikan alamat prefix dari 131.107.0.0/16.
E. Kelebihan dan Kelemahan IPv4
Kelebihan
1. Tidak
mensyaratkan ukuran paket pada link-layer dan harus bisa menyusun kembali paket
berukuran 576 byte.
2. Pengelolaan
rute informasi yang tidak memerlukan seluruh 32 bit tersebut, melainkan cukup hanya
bagian jaringannya saja, sehingga besar informasi rute yang disimpan di router,
menjadi kecil. Setelah address jaringan diperoleh, maka organisasi tersebut
dapat secara bebas memberikan address bagian host pada masing-masing hostnya.
Kekurangan
1. Panjang
alamat 32 bit (4bytes).
2. Dikonfigurasi
secara manual atau DHCP IPv4.
3. Dukungan
terhadap IPSec opsional.
4. Fragmentasi
dilakukan oleh pengirim dan pada router, menurunkan kinerja router.
5. IPv4
yang hanya memiliki panjang 32-bit (jumlah total alamat yang dapat dicapainya
mencapai 4,294,967,296 alamat). IPv4, meskipun total alamatnya mencapai 4
miliar, pada kenyataannya tidak sampai 4 miliar alamat, karena ada beberapa
limitasi, sehingga implementasinya saat ini hanya mencapai beberapa ratus juta
saja.
F. Percepatan Habisnya Ipv4 Di Tingkat
Global
Distribusi
IP Address di dunia
Distribusi
IP Address di dunia IP Address merupakan sistem penomoran yang penting dalam
teknologi internet dimana setiap perangkat jaringan yang terhubung ke jaringan
internet memerlukan IP address agar dua buah titik dalam suatu jaringan
internet dapat saling berkomunikasi. Ada dua system penomoran yang saat ini
dipergunakan Ipv4 dan Ipv6. Saat ini Ipv4 merupakan sistem penomoran teknologi
internet yang popular dan lebih banyak dipergunakan diseluruh dunia sejak
awalnya di pergunakan sekitar tahun 83an. Ipv4 yang kita kenal sekarang ini
hanya mampu menampung jumlah address sebanyak kurang lebih 4 Milyar address.
Kalau
dibandingkan dengan Ipv6 maka jumlah alamat yang dapat di alokasikan adalah 2 pangkat
128 atau kurang lebih. Jumlah IP Address ini adalah suatu jumlah yang luar biasa,
dengan jumlah internet sebanyak itu bayangkan seluruh perangkat elektronik dimuka
bumi ini dapat terkoneksi ke Internet. Dengan jumlah alamat internet sebanyak itu
akan memungkinkan lahirnya berbagai inovasi teknologi baru : baik dalam hal komunikasi
antar manusia, system transportasi darat, laut dan udara. Bayangkan kita dapat
mengontrol semua yang ingin dikontrol pada website pribadi kita dan seterusnya.
Revolusi Internet pada saat sekarang adalah permulaan dari sebuha revolusi
besar telekomunikasi masa depan secara lebih dahsyat lagi.
Hanya
sayangnya Ipv6 ini masih belum sepopuler Ipv4 penggunaannya. Hal ini disebabkan
karena beberapa hal, salah satu nya karena belum banyaknya translator jaringan
Ipv4 ke jaringan Ipv6. dan kelambanan operator-operator ISP untuk mulai mengimplementasikan
Ipv6 ke dalam jaringannya. Termasuk kelambanan ISP dalam bersiap-siap dalam
mengimplementasikan Ipv6, memang implementasi System Alamat Ipv6 tentu saja
memerlukan beberapa tambahan investasi pada perangkat jaringan dan sistem
operasi dari server-server yang mendukung kontent berbasis Ipv6. Alasan lain adalah
adanya teknologi NAT (baca Network Address Translation) yang memungkinkan ekstensi
pemakaian System IPv4 Address pada jaringan sehingga dimungkinkan adanya penambahan
jumlah alamat lagi menggunkanan IP address private.
Pada
conference tersebut terlihat beberapa progress mengenai Implementasi Ipv6. Hal
ini tercermin dari beberapa laporan dari Regional Internet Registry ARIN
(amerika utara) dan RIPE (eropa) lain bahwa progress allokasi Ipv6 di tingkat
global belum tumbuh seperti yang diharapkan.
Distribusi
Ip Address
Struktur
distribusi IP address baik Ipv4 maupun Ipv6 pertama dari ip pool di IANA (Internet
Assigned Number Authority). Kemudian ip pool IANA di alokasikan ke masing-masing
RIR – Regional Internet Registry. RIR untuk wilayah Eropa adalah RIPE, sedangkan
untuk Amerika Utara adalah ARIN, untuk kawasan Asia Pacific adalah APNIC,
kawasan Afrika adalah AFRINIC, sedangkan kawasan Amerika Selatan adalah LACNIC.
Distribusi
alokasi IP address selanjutnya adalah dari masing-masing Regional Internet Registry
ke masing-masing negara yang disebut sebagai NIR-National Internet Registry. Misalnya
dibawah APNIC untuk negara Jepang Distribusi IP address untuk Negara Jepang
adalah JPNIC, untuk negara Taiwan ada TWNIC, untuk Indonesia ada IDNIC – Indonesia
Network Information Centre. Untuk Indonesia distribusi IP address, atau yang bertugas
sebagai NIR adalah IDNIC yang merupakan Divisi di Asosiasi Penyelenggara Jasa
Internet di Indonesia. Dulu nama ini dipakai sebagai Registry untuk Top Level Domain
Indonesia (cc-TLD) sekarang distribusi Nama Domain di Indonesia di kelola oleh
Perkumpulan Pengelola Nama Domain di Indonesia atau disebut PANDI.
Kemudian
distribusi ip address ini diterukan oleh NIR tadi ke masing-masing Local Internet
Registry (LIR) atau biasanya LIR ini adalah pada tingkat Operator ISP. Baru
pada tingkat operator ISP IP address tersebut dibagi-bagi lagi dan di “assign”
ke dalam jaringan Internet ISP tersebut, atau dipergunkan di jaringan LAN atau
WAN pelanggan dari ISP nya masing-masing.
Kondisi
Indonesia
Kondisi
di Indonesia saat ini cukup memprihatinkan dilihat dari jumlah Ipv4 yang terdistribusi.
Total Ipv4 yang terdistribusi melalui IDNIC adalah tidak lebih dari /13 atau kurang
lebih masih sebesar 2 pangkat 19 atau sebesar memang ada beberapa distribusi
Ipv4 ke beberapa institusi di Indonesia sebelum APNIC didirikan atau disebut
prehistory allocation yang dipegang oleh antara lain UI, ITB dan Indosat dan
beberapa Universitas lainnya. Dan juga beberapa alokasi langsung dari APNIC ke
beberapa perusahaan di Indonesia.
Antisipasi
Indonesia
Dengan
kecepatan habisnya Ipv4 seperti yang terjadi sekarang perlu segera dilakukan beberapa
antisipatif. Beberapa tindakan yang bisa dilakukan adalah :
1. Mengusulkan
beberapa alokasi untuk negara berkembang seperti Indonesia yang sedang dalam
pembangunan jaringan internet. Dan ini artinya kita perlu mengusulkan “special
policy” apakah itu ditingkat IANA atau ditingkat APNIC.
2. Segera
melakukan konsolidasi di tingkat penyelenggara Internet untuk menghitung
beberapa proyeksi kebutuhan Ipv4 di tingkat Indonesia.
3. Segera
melakukan percepatan dan deployment jaringan berbasis Ipv6 dan kampanye
penggunaan Ipv6. Pada tahap awal di tingkat penyelenggara jaringan.
G.
MEKANISME
TRANSISI IPv4 KE IPv6
Seiring dengan
pertumbuhan industri Internet di Indonesia, baik disadari maupun tidak,
kebutuhan akan alamat Internet Protocol (IP) juga akan meningkat. Operator
Internet membutuhkan alamat IP untuk mengembangkan layanannya hingga ke pelosok
negeri. Jaringan Internet di Indonesia berikut perangkat-perangkat pendukungnya
hingga di tingkat end user masih menggunakan IPv4. Kenyataan yang dihadapi
dunia sekarang,kabar bulan Februari tahun 2011, IANA (Assigned Numbers
Authority) sebagai lembaga yang mengatur penggunaan IP di seluruh dunia memang
sudah tidak memegang alamat IPv4 lagi. Semua slot sudah dibagikan ke seluruh
dunia melalui koordinator tiap benua, kepastian tentang berita terbaru
persediaan IPv4 dari tiap benua yang dirilis oleh lembaga IANA ialah IPv4 resmi
habis sejak 1 Tahun yang lalu.
Negara-negara lain
sudah menyadari situasi ini sejak awal dekade dan telah memilih untuk beralih
ke protocol IPv6. Teknologi IPv6 adalah protokol untuk next generation
Internet. IPv6 didesain sedemikian rupa untuk jauh melampaui kemampuan IPv4
yang umum digunakan sekarang ini. Fitur-fitur dari aplikasi Internet masa depan
dimungkinkan lewat penerapan teknologi IPv6. Dari segi jumlah alamat, IPv6
dapat mendukung 2 128=3,4 x 1038 host komputer di seluruh dunia.
Pergantian IPv4 ke IPv6
secara langsung adalah satu hal yang mustahil dilakukan secara serentak di
seluruh dunia internet. Oleh itu secara bertahap dilakukan process transisi.
Transisi pun dilakukan tetap menggunakan backbone IPv4 yang ada atau memang ada
keinginan membangun sendiri jaringan baru IPv6 (native). Setiap metode transisi
berikut dapat dilakukan secara terpisah atau tergabung satu dengan yang
lainnya, misalnya tunneling IPv6 via IPv4 sudah mencakup dual stack IPv4 dan
IPv6 serta enkapsulasi. Metode transisi yang dilakukan diantaranya :
a. Dual
Stack
Metode ini sangat umum
digunakan, IPv4 dan IPv6 address dapat berjalan bersamaan di satu perangkat di
semua layer protocol. Sehingga perangkat memiliki dua alamat yakni IPv4 dan
IPv6 tanpa saling bertindihan satu sama lainnnya serta memiliki gateway yang berbeda
pula. Routing table yang ada pun terdiri dari routing table IPv4 dan IPv6
Process pengiriman dan penerimaan packet data berlangsung secara terpisah.
Syarat utama untuk dual stack ini adalah system operasi harus mendukung IPv6.
Jika tidak, maka harus dilakukan upgrade versi.
Contoh
di Windows XP : (ipconfig /all)
Ethernet
adapter Local Area Connection:
Connection-specific
DNS Suffix . :
Description
. . . . . . . . ..: Realtek RTL8139 Family PCIrnet NIC
Physical
Address. . . . . . : 00-02-3F-0E-51-35
Dhcp
Enabled. . . . . . . . : No
IP
Address. . . . . . . . . . .: 202.53.253.18 (IPv4 Address)
Subnet
Mask . . . . . . . . .: 255.255.255.224
IP
Address. . . . . . . . . . .: 2404:170:253::10 (IPv6 Address)
Default
Gateway . . . . . .: 202.53.253.1 (Gateway Ipv4)
2404:170:253::1
(Gateway IPv6)
b. Metode
Tunnel (Enkapsulasi).
Metode ini juga umum
digunakan untuk menghubungkan jaringan IPv6 dengan jaringan IPv6 lainnya
melalui jaringan IPv4 yang memiliki perangkat-perangkat yang tidak mendukung
untuk operasional IPv6. Prinsip dasar tunnel ini adalah membungkus
(encapsulate) packet data IPv6 ke dalam format tunnel IPv4 untuk dikirim ke
penerima dan dibuka lagi bungkusnya (decapsulate) yang sebelumnya terlebih
dahulu di dilakukan setting koneksi tunnel IPv4 ini dari pengirim ke penerima
serta sebaliknya. Prinsip ini juga dikembangkan oleh Penyedia Tunnel Broker
IPv6, terutama diperuntukkan bagi user personal menggunakan software (gratis
maupun lisensi) untuk mempermudah koneksi ke jaringan internet berbasis IPv6.
c. Metode
Translasi (Penterjemahan Paket IPv6 ke IPv4 dan sebaliknya).
Metode ini tidak begitu
umum dilakukan karena memerlukan perangkat tambahan untuk melakukan translasi
Paket IPv4 ke IPv6 dan sebaliknya :
1) Application
Layer Gateway untuk teknik NAT
2) Dual
Stack Relay Router untuk teknik TCP/UDP Relay
KESIMPULAN
IP
(Internet Protocol) adalah protocol yang mengatur komunikasi data computer di
internet. Komputer-komputer yang terhubung ke internet berkomunikasi dengan
protocol ini. Untuk saat ini protokol jaringan yang digunakan adalah Internet
Protokol versi4 (IPv4), dimana kelemahan utamanya untuk saat ini adalah jumlah
alokasi alamat yang sedikit. IPv4 yang merupakan pondasi dari Internet telah
hampir mendekati batas akhir dari kemampuannya untuk memberikan pengalamatan,
dan IPv6 yang merupakan protokol baru telah dirancang untuk dapat menggantikan
fungsi IPv4.
Sumber
Divisi Penelitian dan
Pengembangan Madcoms. 2003. Dasar Teknis Instalasi Jaringan Komputer.
Yogyakarta :Penerbit Andi Yogyakarta.
Nana Suarna. 2007.
Pengantar Jaringan. Bandung :Yrama Widya
Internet :
http://nic.unud.ac.id/~lie_jasa/A05%20%20ARTIKEL%20TCP%20IP%20_kelompok%205_.pdf
http://www.pdf.kq5.org/Cara-Kerja-TCP/IP.html
http://www.softinsys.com/makalah/Arsitektur_Protokol_TCP-IP.pdf
www.umm.ac.id/files/file/nasar/Konsep-osi-tcpip.ppt
118.98.201.43/ebook/manual-MIKROTIK/Mikrotik/TCP%20IP
http://id.wikipedia.org/wiki/Transmission_Control_Protocol/Internet_Protocol
http://repo.kuliah.uajy.ac.id/55/2-tcp-ip.ppt
file:///D:/flasdisk/Locker/download/SP%20JARKOM/IPv4/Pengertian%20TCP_IP%20%C2%AB%200ch4%E2%80%B2s%20Weblog.htm
http://abdulkadirsyam.files.wordpress.com/.../pertemuan-3-referensi-model-tcp-ip...
http://ee.unila.ac.id/index.php/component/content/article/57-weds-knowledge/170-pertumbuhan-internet-dan-habisnya-ipv4.html
0 komentar:
Posting Komentar